Assalamualaikum wr wb.
Semoga para pembaca senantiasa dalam keadaan baik.
Pada kutbah jum'at minggu lalu yaitu tepatnya minggu pertama bulan Ramadhan 1442 H, saya mendapatkan ilmu yaitu bagaimana kualitas puasa. Khatib menjelaskan bahwa ada 2 macam kualitas puasa seseorang yakni puasa minimalis dan puasa maksimalis.
Apa maksud dari istilah puasa minimalis dan maksimalis tersebut ? Khatib melanjutkan, puasa minimalis yaitu kualitas puasanya orang awam yang hanya dapat menahan lapar dan dahaga tidak makan, minum dan berhubungan suami istri. Artinya orang yang termasuk dalam istilah ini mungkin saja saya dan anda sekalian atau kebanyakan orang pada saat ini.
Mengapa demikian ? Tentu kita yang dapat menemukan jawabannya. Mari kita renungkan apakah saat kita bepuasa kita sudah bisa menjaga mata kita untuk tidak melihat yang haram ? menjaga telinga dan mulut kita dari hal-hal yang haram ? Dan juga termasuk menjaga hati kita dari sesuatu yang haram seperti berburuk sangka, iri dengki dan lainya ? Semoga anda dan saya tergolong dari orang-orang yang dapat menjaga hal-hal tersebut.
Selanjutnya puasa maksimalis yaitu puasanya orang-orang yang kusus atau dalam bahasa tasawuf yaitu khowasil khowas. Tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga namun juga mereka menjaga mata, telinga, semua anggota badan dan bahkan hati mereka dari sesuatu yang haram. Maka inilah puasanya orang-orang yang kusus, orang-orang yang insyaAlloh mendapatkan rido Alloh SWT.
Selain mengenai puasa, konsep minimalis dan maksimalis ini juga erat kaitanya dengan konsep kehidupan. Yang mana beberapa tahun kebelakang konsep minimalism ini terutama menjadi sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Yang dimaksud konsep hidup minimalism yaitu orang yang dalam kehidupanya lebih mengutamakan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhanya dan dengan secukupnya seminimal mungkin. Dengan mengikuti konsep ini seseorang akan mulai mengurangi barang-barang yang tidak ia butuhkan mulai dari menjualnya maupun mendonasikanya. Kemudian tidak akan membeli lagi barang-barang yang tidak terlalu mereka butuhkan. Konsep ini sudah lama sekali diajarkan dalam kehidupan kita sebagai seorang muslim, yaitu untuk hidup dengan cara yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan.
Namun seiring berkembangnya jaman konsep ini pun mulai hilang daripada banyak umat muslim. Malah banyak terjadi saat ini yaitu sebaliknya, kita sebagai seorang muslim pun anda ataupun saya malah kebanyakan mengikuti tren hidup orang maksimalis yaitu orang-orang yang banyak mengumpulkan harta dan kekayaan. Bermewah-mewahan dalam kehidupan dengan mengumpulkan berbagai barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Mulai dari membeli gadget setiap ada model atau seri terbaru, hingga sekarang banyak fenomena pamer kekayaan di media-media sosial.
Mari kita renungkan dampak dari kebiasaan maksimalis tersebut, yang mana menimbulkan dampak sosial yang sangat berbahaya. Orang yang tadinya tidak ingin membeli sesuatu menjadi membeli sesuatu karena ingin mengikuti tren. Padahal jika dilihatpun kondisi dari mereka banyak yang jauh berbeda. Sehingga ini menjadi sangat memperihatinkan, bagaimana menurut anda ?
Ibadah puasa mengajarkan kita untuk menjadi seseorang yang minimalis yaitu dengan membiasakan diri hanya makan saat sahur dan berbuka. Dan tidak berlebihan dalam keduanya artinya hanya makan dan minum secukupnya dengan tujuan agar badan kembali mempunyai energi untuk beribadah. Dengan puasa kita juga diajarkan untuk selalu menahan nafsu dan sahwat kita yang mana hal tersebutlah yang bisa menjadikan kita orang yang maksimalis jika tidak kita kendalikan. Serta tujuan utama daripada puasa yaitu mengharap rido dari Alloh SWT.
Dengan kedua konsep tersebut mari kita perbaiki diri dengan meningkatkan kualitas puasa kita menjadi puasa yang maksimalis yaitu memaksimalkan diri untuk menahan segala sesuatu yanga dapat mengurangi daripada pahala puasa. Sedangkan dalam kehidupan kita berusahalah untuk menjadi seorang yang minimalis yang tidak berlebihan. Bukan malah sebaliknya, naudzubillah tsuma naudzubillah. Mari kita manfaatkan momen di bulan Ramadan ini untuk menjadi manusia yang minimalis.
Comments